Aku tak akan membahas kartini sebagai tokoh emansipasi wanita seperti khalayak ramai ketahui. Akan banyak wanita wanita hebat lain seperti dewi sartika dan kawan kawan yang lebih berhak diasosiasikan dengan pekerjaan itu dengan karya karyanya yang lebih nyata.
Aku akan melihat dan membahas kartini sebagai seorang wanita modern pertama yang adalah hasil mata rantai pendidikan yang tidak sebentar. Ia tidak sepenuhnya adalah hasil didikan belanda dengan politik etisnya yang kemudian nantinya digembor-gemborkan oleh mereka sebagai contoh terbaik daripada "didikan"nya yang bisa diberikan-yang tentunya terdapat motif politik yang jelas. toh dalam suratnya pada Estella Zeehandelaar pada 1899 nyatanya kartini hanya mendapat sekolah di sekolah rendah belanda, pun tidak melanjutkan pendidikannya.
Mata rantai pendidikan itu bukanlah dimulai dari R.M Adipati Ario Sosroningrat, yang adalah ayah kartini. Bayangkan, dimasa itu ketika feodalisme masih menjamur subur dengan budaya aristokrat yang mengekang pergerakkan wanita, bagaimana mungkin seorang wanita dari golongan ningrat diperbolehkan keluar rumah untuk menimba ilmu disekolah yang jelas jelas melawan dan mengkhianati budaya dan tradisi itu sendiri ? Apa yang membuat ayah kartini seterbuka ini ? nyatanya mata rantai ini tidak dimulai daripadanya. Itu dimulai dari Pangeran Ario Tjondroningrat yang mulai melihat gap antara pribumi dan pribumi adalah pendidikan dan memanggil guru guru belanda untuk mengajar anak anaknya, yang salah satunya adalah R.M.A.A Sosroningrat. Dari sanalah keterbukaan ayah kartini berasal. Pun dengan keterbukaannya dia masih melarang kartini untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi.
Setelah lulus dari sekolah rendah belanda itu, kartini mulai dipingit selama 4 tahun, diusianya yang masih 12 tahun. Tidak bisa keluar dari pagar rumahnya. Nyatanya Disinilah ia ditempa. Ia belajar sendiri, dengan buku buku pemberian ayahnya, dari abangnya.
Memang aku belum pernah tahu karya nyata Kartini untuk bangsa ini, selain surat surat pemikirannya. Perjuangannya yang hanya terbatas pada konsep konsep, diskusi dengan pengemban perjuangan lainnya karena dirinya yang dilematis dan akhirnya memilih untuk tidak melawan perintah ayahnya.
Tak bisa kita menyalahkan Kartini dan mendeskreditkan usahanya yang memang tak lebih dari konsep konsep itu. Toh, kita berada dalam kerangka yang berbeda dengan kartini yang dalam fisika modern akan ada bias dalam penilaiannya.
Terlepas dari itu, Kartini tetaplah seorang wanita modern pertama buatku. Pemikirannya yang berbeda dengan khalayak hasil didikan belanda yang cenderung jadi cecunguk cecunguk itu, dan keprihatinannya serta kecintaannya pada bangsa ini yang dapat kita lihat pada surat suratnya... Ia yang menginginkan pembaharuan, kemajuan pemikirannya yang adalah wujud makhluk yang kuat, namun terbatas dan terhadang pada dinding budaya dan kecintaannya pada ayahnya yang menunjukkan betapa rapuhnya dia.
Selamat Hari Kartini. 21 April 2017
Semoga wanita wanita tangguh baru akan muncul dan meneruskan citamu.
Mahasiswa yang mengagumimu
Canggih Hawari Widyas Kencono Utomo
0 komentar:
Posting Komentar