DDAT

Diklat Dasar Aktivis Terpusat. 3 Hari 2 Malam, ini Kisahku.

Diadakan pada 14 s.d 16 Mei 2017. Aku sebenarnya hampir tidak mengikuti kegiatan ini. Kenapa ? karena aku punya acara yang ingin aku hadiri, walaupun tidak ada dorongan kewajiban untuk mengikutinya, ada juga pekerjaan yang memang harus aku selesaikan, di kebijakan daerah, TTKI dan lain sebagainya, dan aku serta sahabatku punya rencana untuk dilakukan. Yet, itu semua bisa diakali. Dan aku berpikir bahwa kegiatan ini hanya seperti kegiatan latihan kepemimpinan lainnya, biasa saja. nothing special. 

Malam itu, Jamat malam, saat sedang di sekre skhole, saat keputusanku dan temanku sudah bulat untuk tidak mengikutinya salah seorang teman menghubungiku, mengajakku untuk ikut. Sebenarnya cukup taktis, dia mengatakan bahwa dirinya menjadi tidak semangat saat teman temannya tidak ikut. Biasa ya ? menempatkan kita diposisi spesial, memainkan emosi dan mengajak kita. Sayangnya aku bukan orang yang mudah untuk merubah keputusan. 

Tapi temanku, Sahabatku yang memang menyimpan rasa ke wanita yang menghubungi itu berubah keputusan. Dia mengajakku, loh terus rencana bersama gimana ? kalau dia ikut aku ngapain aja 3 hari kedepan ?? Dan dengan sedikit dorongan akupun mengubah pikiranku. Aku ikut. DDAT. Acara itu. 

Tidak ada yang spesial kala keberangkatan itu, hanya sebuah keberangkatan biasa, dengan angkot. ini dan itu. Acara ini diadakan di villa batu, sbeenarnya didekatnya, sebuah rumah dua lantai tanpa sekat di lantai bawah yang digunakan oleh para lelaki dan diatas ? entah aku tak tahu menahu, bagaikan tabir ghaib yang bahkan tak dijelaskan dalam buku buku. 

Aku kelompok 3, dengan nada, wanita yang membujukku kemarin, wanita segudang prestasi, dhea, abdi, ali, hafidh, dan hana. yes kita menyelesaikan banyak hal 3 hari dua malam itu. 

Mentoring pertama adalah tentang nasionalisme, dibawakan oleh mentor kelompokku, kak Nira dai SBM 2018. Yah, tujuan dari diskusi ini adalah untuk memberikan semangat ruh nasionalisme dalam jiwa pergerakkan kemahasiswaan. Diskusi ini satu arah hingga aku mulai mempertanyakannya, apa kalau sekedar untuk memajukan sebuah negara kita perlu nasionalisme ini sendiri ? Kapitalisme yang entah dia nasionalis atau tidak di US pun dapat berkembang dan menjadi negara adidaya, jepang ? apa nasionalisme yang membuatnya jadi seperti itu ? ini hanya untuk membuat diskusi hidup. Aku percaya dan berada dipihak nasionalis itu sendiri. Sedang ali menambahkannya lagi, kenapa kita harus memajukan Indonesia ?? Maka aku jawab saat itu, Manusia itu pada dasarnya mencintai dirinya sendiri li, homo economicus, motif psikologi,dusta kalau dia tidak mementingkan dirinya sendiri, Dan kita adalah orang indonesia, indonesia adalah bagian dari diri kita, identitas kita. Intinya, pada akhirnya ini untuk diri kita sendiri. Sebuah kebanggaan. 

Materi Berikutnya adalah tentang Kemahasiswaan yang dibawakan oleh ka suka. Disini kita diajak berpikir. ini dengan bahasaku sendiri. 
Manusia adalah produk zaman, kita dididik, menghidupi dan menjamin berjalannya zaman itu sendiri. Sedang kalau pergerakkan adalah produk dari manusia itu sendiri, maka ada yang salah dengan pergerakkan kemahasiswaan saat ini, mengingat dinamika perubahan zaman terjadi dengan cepat, kecuali kita memang terlepas dari zaman itu sendiri. 

Aku merasa perlu meredefinisi pergerakkan, strategi pergerakkan ini sendiri, kalau demo ? perubahan ? ibu ibu rumah tangga pun bisa untuk itu, lalu apa nilai tambah mahasiswa ?

Materi ke tiga adalah tentang kolaborasi dan sinergisasi yang dibawa oleh ka ardhi, lulusan SMAN 8 Jakarta.  Tidak ada mimpi yang cukup besar, sampai ia tak bisa dicapai hanya dengan sendiri. Disitulah peran kolaborasi dan sinergisasi. Lalu apa bedanya ? disini entah terlepas dengan standar definisi dari KBBI, kita mendefinisikan bahwa kolaborasi adalah cara untuk mencapai sinergisasi. Lalu apa yang membuat hal ini sulit ? kepentingan. Manusia memiliki kepentingan yang berbeda. menyamakannya, menyatufrekuensikan seluruh kepentingan itu adalah tantangan dalam usahanya. 

Materi berikutnya adalah tentang Karya, Disini dengan mentor kelompok lagi. Aku mendefinisikan karya dari mentoring ini adalah sebagai sebuah solusi dari permasalahan yang ditemukan ditengah masyarakat lalu direalisasikan. tiga kata kunci, masalah, solusi, realisasi. 

Keesokan harinya adalah tentang Politik yang diisi oleh Menko Sospol KM ITB, Kurnia Sandi Girsang. Orang hebat ini, dengan kenarsisan dan naluri lelakinya. Ya dia membuka mata sebagian besar teman teman terkait politik dan dunia. Untukku ? ini kurang menarik, Aku sudah mengetahuinya, Bahasan ini terlalu kulit saja. Aku kurang tertarik dengan materi yang dibawakannya. Aku ingin dia membahas lebih dalam, tapi kutahu disini ada batasannya, menjaga idealisme, begitu katanya. 

Hal berikutnya adalah tentang Simul-Aksi. Dimulai dari merencakan dan menyusun tuntutan, kajian, dan permasalahan. Dua manusia bodoh, sahabat sahabtku menjorokkan ku untuk menjadi moderator dalam kajian tentang supermasi hukum ini. Waktu yang singkat, dan spontanitas, ini bukan aku sebenarnya. Tapi aku mencoba terbaik yang aku bisa disini. 

Setelah ada hasil kajian, beirkutnya adalah simul-aksi. dan peranku adalah sebagai perwakilan mahasiswa untuk berunding dengan ketua DPRD. Ini ada yang lucu, kala aku dan helmi mencoba masuk menemui peran ketua DPRD ini. Kami dihadang oleh dua keamanan yang mempertanyakan surat izin aksi, lol... dia mempertanyakan dimana polisinya ? ini konyol... dan aku mengikuti cara bermain mereka. Aku katakan bahwa disana, polisinya, sdang istirahat, dan mereka tidak melihatnya. Jelas. Kenapa aku harus mengikuti permainan mereka ? Berikutnya kutanya siapa mereka, maka mereka menjawab mereka adalah keamanan disini, pun aku mengikuti mereka, jaket dan helm tidak cukup untuk membuktikanya, kuminta kartu tanda pengenal mereka... Ini menggelikan. 

Berikutnya adalah Diskusi, Singkatnya aku dan helmi berhasil membreakdown 2 tuntutan kita ke 4 kesepakatan yang adalah turunan dari tuntutan itu sendiri. Aku sangat senang, namun aku sadar bahwa kondisi nyata ? tak mungkin semudah ini. Aku masih harus berkembang. 

Dua materi berikutnya adalah tentang pengabdian masyarakat dan pergerakkan mahasiswa. Intinya, kalau kita bagian dari masyarakat, yang berada dalam satu strata dengan mereka apa kata pengabdian masyarakat sendiri adalah tepat ? kenapa kita harus bergerak bersama masyarakat, dan lain lain. 

Sorenya adalah bergerak bersama masyarakat. Aku dan kelompokku sebenarnya mendapat rumah pak RT, hanya saja ketika itu bliau sedang tak dirumah, sehingga akhirnya kami berganti rumah ke rumah ibu dan bapaknya hafidz. Sore itu kami ngobrol bersama dan menghabiskan waktu untuk bermain karambol dengan hafiz. Aku kalah, dan ada beberapa orang juga. Akhirnya pecundang pecundang ini dibedaki oleh hafiz. 

Keesokan harinya adalah hari terakhir. kami memulainya dengan menghabiskan waktu lagi bersama keluarga hafiz, disitu sebenarnya ada banyak yang bisa dipelajari dari keluarga hafiz, cuman akan merember kemana mana nanti tulisan ini. Intinya pagi ini, kami bersama sama membantu bapaknya hafiz untuk membersihkan villa batu, yang inibeneran villa batu sampai jam 8 pagi. 

Jam 8 pagi sampai siang adalah penutupan. dipakaikan slayer merah putih, pengenalan beberapa panita dan lain sebagainya. Dan ada juga pengumuman peserta teraktif, aku masuk kedalam 6 besar itu. Sejujurnya aku tidak merasa aktif, bahkan biasa saja. entahlah. biar para panitia itu berkreasi. 

Disini, selesai DDAT ini. Ini bukanlah akhir, justru 3 hari 2 malam ini adalah sebuah permulaan. Dan aku punya firasat baik untuk ini. 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More